Tanaman ber ubi / ber rimpang memang sudah sejak dahulu kala
terkenal dan dikenal sebagai obat tradisional dan bisa digunakan
sebagai jamu tradisional, kandungan yang terdapat sangat bermacam –
macam, pengolahan / penanaman tanaman herbal ini sangat banyak
dijumpai di daerah jawa tengah dan barat, bahkan jawa timur, di daerah
jawa tanaman ini sangat melekat dengan kehidupan warga yang masih
tinggal di pedesaan / tempat – tempat yang masih banyak terdapat lahan
kosong, tanaman yang mudah tumbuh dengan baik ditanah jawa, merupakan
respon positif untuk warga karena dapat dimanfaatkan sebagai
penghasilan sampingan yang akan dijual hasil buminya atau bahkan
dimanfaatkan sebagai kebutuhannya sendiri.
Namun deretan tanaman yang di manfaatkan sebagai obat bukan merupakan
keluarga dari tanaman yang berubi seperti kentang, ubi jalar, ubi
ketela, tanaman ini memang sering digunakan sebagai pengganti bahan
pokok makanan selain nasi, namun di jaman modern sekarang tanaman ubi
tersebut juga dimanfaatkan sebagai terapi kosmetik dll, namun ubi yang
dapat digunakan sebagai obat dan sering digunakan sebagai jamu adalah
keluarga dari suku
zingiberaceae .
Temulawak adalah salah satu anggota dari deretan keluarga suku
zingiberaceae rempah satu ini memang sudah sejak dahulu
digunakan sebagai obat tradisional, salah satu rempah yang
dimanfaatkan sebagai obat adalah kandungan dari rimpang
temulawak,kandungan dari Rimpang temulawak diantaranya memiliki efek
farmakologis sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor), meningkatkan nafsu makan, antiradang, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), dan mengatasi gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, dan disentri (Wijayakusuma, 2007).
Temulawak dan kunyit merupakan tanaman yang sama-sama tergolong dalam suku
zingiberaceae. Kedua tanaman ini memiliki kandungan senyawa
kimia yang diketahui mempunyai keaktifan fisologi diantaranya
kurkuminoid dan minyak atsiri (Ban,1985).
Kebanyakan keluarga suku
zingiberaceae mempunyai kandungan minyak atsiri , temulawak
sangat popular dan sangat dikenal sejak dahulu karena rasa pahitnya
yang luarbiasa, pada jamu gendong juga menyajikan jamu temulawak,
konon kata “si mbok” ( jamu gendong ) jamu temulawak bisa menambah
nafsu makan karena rasa pahitnya yang luar biasa, jamu ini dikolaborasi
dengan jamu beras kencur , karena di beras kencur rasanya sedikit
manis dan baik digunakan setelah jamu pahitan di minum.
Lalu sebenarnya jamu gendong menggunakan temulawak karena turun
temurun selalu digunakan apa mengetahui secara ilmiah ?? yang jelas
memang benar sejak dahulu kala temulawak digunakan sebagai jamu
gendong, dan khasiatnya pun tidak perlu diragukan lagi,
Masyarakat yang tidak mengkonsumsi jamu gendong / jamu tradisional
mereka juga sangat memahai betul akan manfaat temulawak yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh, kandungan dari rasa pahitnya
dipercayai sebagai obat yang bisa menyembuhkan penyakit dalam tubuh,
ada pula masyarakat yang tidak mengetahui secara detail tentang
kandungan dari temulawak dan mereka juga tidak mengkonsumsi jamu
tradisional namun mereka mengetahui betul akan manfaat temulawak
mereka mempercayai bahwa kandungan dari temulawak sangat bermanfaat
bagi tubuh, karena sejak dahulu khasiat dan manfaat temulawak sudah
menjadi turun temurun yang dikenalkan kepada nenek moyang kita akan
manfaat temulawak tersebut.
Di Indonesia bagian tanaman temulawak yang dimanfaatkan adalah rimpang
temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 %
zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan
dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat
lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat,
meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti
oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.
Secara ilmiah temulawak mempunyai senyawa yang dimiliki dari keluarga suku
zingiberaceae hal itu membuktikan bahwa temulawak bisa
digunakan sebagai obat herbal yang bisa menyembuhkan penyakit.
Temuireng mengandung zat aktif seperti minyak atsiri, tanin,
kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion,
kurkumalakton, germakron, a, ß, g-elemene, linderazulene, kurkumin,
demethyoxykurkumin, bisdemethyoxykurkumin (Yasni, 1993).
Banyak pula masyarakat yang mengetahui akan hasil jadi temulawak
sebagai jamu / bahkan sebagai rempah saja namun belum mengetahui
tanaman tersebut, temulawak adalah tanaman rumpun seperti kencur dan
lainnya Temulawak berbatang semu. Di daerah Jawa Barat temulawak
disebut sebagai
koneng gede sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak.
Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini
menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia Tenggara
dapat ditemui pula di Cina, Indo-Cina, Bardabos, India, Jepang, Korea,
di Amerika Serikat dan Beberapa Negara Eropa.
Penelitian tentang rimpang temulawak juga berlanjut, sejak dahulu
masyarakat mempercayai temulawak dapat membasmi kecacingan , hal ini
terbukti menurut (Widowati, 2007) Rimpang temu lawak dan temu ireng
mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang dapat digunakan untuk
membasmi cacing dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Penelitian tersebut semakin kuat karena banyak penelitian yang
membenarkan hal tersebut, Minyak atsiri mempunyai bau yang khas dan
curcumin memberi sifat pada temulawak dan temuireng sehingga
dapat menyembuhkan penyakit. Perasan airnya digunakan untuk membasmi
cacing pita dan cacing kremi pada manusia dan ternak. Kedua zat
tersebut mengantagonis asetilkolin dan menekan kontraksi otot polos sehingga menekan pertumbuhan cacing (Rismunandar, 2004).
Efek kandungan temulawak juga berguna bagi organ tubuh lainnya ,
Ekstrak temulawak mengandung kurkumin yang berfungsi sebagai anti
peradangan, antioksidan, antibakteri,
imunostimulan, sebagai kolagogum, hipolipidemik, hepatoprotektor yang akan meningkatkan fungsi hati, dan sebagai tonikum/penyegar, sehingga laju metabolisme akan meningkat (Anonymous, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar